Keunikan dan Keindahan Baduy



Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan beraneka ragam budaya di dalamnya. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya suku dan budaya serta alam yang tidak bosan-bosannya untuk dijelajahi. Kekayaan alam dan budaya inilah yang membuat banyak orang senang mengunjungi Indonesia.

Salah satu wilayah yang memiliki potensi alam dan budaya yang menarik dan layak untuk dijelajahi adalah Provinsi Banten. Selain memiliki kekayaan berupa sumber daya alam yang indah seperti pantai, gunung, dan perbukitan, Banten juga terkenal dengan suku khasnya Baduy. Hampir setiap orang di Indonesia mengetahui Suku Baduy yang terletak di Banten ini. Bahkan tidak sedikit wisatawan domestik yang melakukan perjalanan untuk menjelajahi suku tersebut.




Suku Baduy disebut juga sebagai Suku Baduy (Bahasa BaduyUrang KanékésUrang Cibéo, atau kadang hanya sering disebut Baduy, terkadang ditulis secara tidak baku sebagai Baduy) merupakan sekelompok masyarakat adat Sunda di wilayah pedalaman Kabupaten LebakProvinsi Banten. Populasi mereka sekitar 26.000 orang, mereka merupakan salah satu kelompok masyarakat yang menutup diri mereka dari dunia luar. Selain itu mereka juga memiliki keyakinan tabu untuk didokumentasikan, khususnya penduduk wilayah Baduy Dalam.




Suku Baduy termasuk sub-suku dari suku Sunda, mereka dianggap sebagai masyarakat Sunda yang belum terpengaruh modernisasi atau kelompok yang hampir sepenuhnya terasing dari dunia luar.

Suku Baduy sendiri terdiri atas dua bagian, yaitu Suku Baduy Dalam dan Suku Baduy Luar. Suku Baduy Dalam merupakan suku yang masih sangat primordial dan menghindari penetrasi dengan kebudayaan modern dengan ciri khas berupa pakaian dan ikat kepala berwarna putih. Sementara itu, masyarakat Suku Baduy luar sudah mengenal kehidupan modern dengan cirikhas pakaian berwarna hitam dan ikat kepala berwarna biru. Namun secara general, masyarakat keduanya tetap berpegang teguh untuk tidak menggunakan alas kaki, teknologi yang terlalu modern, serta transportasi.




Masyarakat Suku Baduy ini hidup dengan filosofinya sendiri sehingga orang yang mengunjungi Suku Baduy ini perlu menghormati dan menghargai peraturan adat di dalamnya dengan memasuki wilayah objek wisata Suku Baduy Banten ini tanpa membawa peralatan modern ke dalam. Hal ini disebabkan oleh masyarakat Suku Baduy yang menganggap bahwa intervensi negara dan berbagai hal yang modern hanya akan mengganggu kelangsungan hidup alam yang ada di Baduy.

 

Masyarakat Baduy menolak istilah "wisata" atau "pariwisata" untuk mendeskripsikan kampung-kampung mereka. Sejak 2007, untuk mendeskripsikan wilayah mereka serta untuk menjaga kesakralan wilayah tersebut, masyarakat Baduy memperkenalkan istilah "Saba Budaya Baduy", yang bermakna "Silaturahmi Kebudayaan Baduy".

 

Suku Baduy bermukim di wilayah di Desa KanekesKecamatan LeuwidamarKabupaten Lebak. Permukimannya terpusat di daerah aliran sungai pada sungai Ciujung yang termasuk dalam wilayah Cagar Budaya Pegunungan Kendeng.[3] Kanekes secara geografis terletak pada koordinat 6°27’27” – 6°30’0” LS dan 108°3’9” – 106°4’55” BT (Permana, 2001). Mereka bermukim tepat di kaki pegunungan Kendeng yang berjarak sekitar 40 km dari Kota Rangkasbitung. Wilayah yang merupakan bagian dari Pegunungan Kendeng dengan ketinggian 300 – 600 m di atas permukaan laut (DPL) tersebut mempunyai topografi berbukit dan bergelombang dengan kemiringan tanah rata-rata mencapai 45%, yang merupakan tanah vulkanik (di bagian utara), tanah endapan (di bagian tengah), dan tanah campuran (di bagian selatan). suhu rata-rata 20 °C. Tiga desa utama Kanekes Dalam adalah CikeusikCikertawana, dan Cibeo.




Daerah Baduy Dalam masih lebih alami dan asri dibandingkan dengan daerah Baduy Luar. Meskipun begitu, Anda tetap akan mendapatkan pemandangan yang sangat mewah dengan harga murah. Sungai yang masih jernih dengan bukit dan pepohonan yang masih hijau menyatu dengan masyarakat Baduy sehingga Anda juga akan merasa heran melihat aktivitas dan kehidupan masyarakat Baduy yang terkesan tidak merasa kesulitan meskipun hidup tanpa uang sekalipun.


Dengan melihat kehidupan masyarakat Suku Baduy ini, Anda akan mengenal bagaimana kearifan lokal di suku pedalaman tersebut mmebuat Anda merasa rindu akan keindahan alam dan membuat Anda akan banyak bersukur terhadap apa yang telah diberikan oleh Tuhan sebagai anugerah. Oleh karena masyarakat Baduy sudah menyatu dengan alam semesta, maka Anda dilarang untuk membawa bahan-bahan kimia yang dianggap bisa merusak kebersihan alam di wilayah objek wisata Suku Baduy Banten tersebut.


Sebagai suku yang ada di negeri ini, kita bisa melihat lebih dekat dengan kebiasaan mereka. Bahkan kita pun bisa mencoba untuk menginap di kampunya.


Jika Anda ingin mengunjungi Suku Baduy, Anda perlu berangkat ke Rangkasbitung dengan menggunakan kendaraan pribadi ataupun umum. Sesampainya di Rangkasbitung, Anda melanjutkan perjalanan ke Ciboleger dengan menggunakan kendaraan omprengan. Setelah sampai di Ciboleger, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki.

 

Galeri Photo











Sumber : wikipedia dan dispar.bantenprov.go.id



 

 


Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan Photography Model, Portrait, dan Human Interest.

CHIKA IDOL